Jakarta, CNN Indonesia — Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach belum memikirkan pembatalan Olimpiade Tokyo 2020 karena penyebaran virus corona meski mengakui situasi saat ini sangat penuh ketidakpastian.
Bach menyatakan belum memikirkan opsi pembatalan hingga saat ini. Olimpiade bakal dimulai pada 24 Juli mendatang di Tokyo, Jepang.
“Pembatalan ajang itu belum masuk dalam agenda. Kami masih berkomitmen untuk menyukseskan penyelenggaraan Olimpiade,” ucap Bach dikutip dari RTE.
Bach mengakui ketidakpastian situasi penyebaran virus corona sebagai alasan utama munculnya ide pembatalan. Namun Bach melihat waktu pelaksanaan yang masih berjarak empat bulan membuat IOC masih punya waktu untuk tidak memasukkan opsi pembatalan saat ini.
“Kita semua tidak tahu situasi yang bakal terjadi di depan. Tentu saja kami mempertimbangkan skenario yang berbeda, namun kami saat ini masih punya sikap berbeda dibandingkan dengan organisasi olahraga lain dan juga liga profesional karena kami masih punya waktu 4,5 bulan menuju Olimpiade.”
“Hal yang membuat krisis ini unik dan sulit diatasi adalah ketidakpastian. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengatakan perkembangan yang bakal terjadi esok hari, bulan depan, tentu saja demikian juga dengan empat bulan mendatang,” ujar Bach.
Bach juga menjanjikan pertimbangan pelaksanaan Olimpiade mendatang tidak akan terkait keuntungan materi melainkan keselamatan para pelaku di dalamnya.
“206 Komite Olimpiade dari tiap negara serta federasi olahraga internasional mengakui situasi dunia sedang sangat sulit dan butuh simbol harapan,” ucap Bach.
“Jadi bagi kami, selagi tidak mengetahui seberapa panjang terowongan [kesulitan] ini, kami ingin menjadikan api Olimpiade sebagai sinar di ujung terowongan,” tutur Bach. (ptr/jal)
Sejarah Peluncuran Satelit Palapa Pertama Tahun 1976
Baca selengkapnya di artikel “Sejarah Peluncuran Satelit Palapa Pertama Tahun 1976”, https://tirto.id/dhBj
Satelit Nusantara Satu milik perusahaan swasta Indonesia PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah diluncurkan oleh Space-X, Jumat (22/2/2019) pukul 08.45 WIB di Cape Canaveral, Amerika Serikat. Peristiwa ini mengingatkan pada sejarah peluncuran Satelit Palapa pertama tanggal 8 Juli 1976 silam. PT PSN, seperti tertulis di situs resminya, adalah perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia. Satelit Nusantara Satu yang baru saja diluncurkan merupakan satelit broadband pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas bandwidth yang lebih besar. Dalam membuat Satelit Nusantara Satu, PT PSN bekerjasama dengan Space System Loral (SSL) dari Amerika Serikat. Peluncuran satelit yang digadang-gadang bakal memberikan layanan akses broadband ke seluruh wilayah Indonesia ini menggunakan roket peluncur Falcon-9 dari Space-X. Sama seperti PT PSN, Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) dalam peluncuran Satelit Palapa AI pada 1976 juga merangkul perusahaan asal Amerika Serikat, yakni Hughes Aircraft Company (Hughes Space and Communication Inc.), dengan roket Delta 2914 sebagai peluncurnya. Misi yang Terasa Mustahil “Saya ingat pada sejarah Mahapatih Gajah Mada dulu yang telah bersumpah, tidak akan makan buah Palapa sebelum persatuan dan kesatuan Kerajaan Majapahit menjadi kenyataan,” ucap Presiden Soeharto yang tertulis dalam buku autobiografinya berjudul Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1989). Dari situlah Soeharto terinspirasi menamakan satelit milik Indonesia dengan label Satelit Palapa. Embel-embel A1 di belakangnya diberikan sebagai penanda urutan peluncuran satelit berikutnya. Satelit Palapa A2 diluncurkan beberapa bulan berselang, yakni tanggal 10 Maret 1977, diikuti dengan peluncuran-peluncuran selanjutnya.
Misi yang Terasa Mustahil “Saya ingat pada sejarah Mahapatih Gajah Mada dulu yang telah bersumpah, tidak akan makan buah Palapa sebelum persatuan dan kesatuan Kerajaan Majapahit menjadi kenyataan,” ucap Presiden Soeharto yang tertulis dalam buku autobiografinya berjudul Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1989). Dari situlah Soeharto terinspirasi menamakan satelit milik Indonesia dengan label Satelit Palapa. Embel-embel A1 di belakangnya diberikan sebagai penanda urutan peluncuran satelit berikutnya. Satelit Palapa A2 diluncurkan beberapa bulan berselang, yakni tanggal 10 Maret 1977, diikuti dengan peluncuran-peluncuran selanjutnya.
Satelit Palapa A1 merupakan satelit Indonesia pertama. Satelit perdana ini diluncurkan pada 8 Juli 1976 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat, kemudian dilepas di atas Samudera Hindia pada 83 derajat Bujur Timur (BT). Terwujudnya peluncuran satelit milik Indonesia bermula dari kehendak Soeharto yang ingin memangkas jarak komunikasi antar daerah di Indonesia yang memang memiliki wilayah yang amat luas demi tercapainya misi pembangunan nasional. Keinginan Soeharto itu pun menjadi bahan bisik-bisik di kalangan pejabat Dinas Pos dan Telekomunikasi, yakni Mayjen Soehardjono dan Ir. Yahya Sutanggar Tengker. Keduanya pesimistis. Untuk merealisasikan kehendak presiden, kehadiran satelit sangat dibutuhkan. Soeharto rupanya mendengar kasak-kusuk tersebut. “Kalau memang perlu pakai satelit, silakan, pelajarilah kemungkinannya,” titah presiden dikutip dari buku Sejarah Telekomunikasi Indonesia (2006). Perintah ini terasa mustahil. Indonesia kala itu sedang berbenah seiring pergantian rezim. Secara perekonomian dan untuk pengelolaannya nanti, Indonesia dirasa belum sanggup. Lagipula, pada dekade 1960-an itu, hanya ada dua negara di dunia yang mampu mengurusi satelit, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Baca selengkapnya di artikel “Sejarah Peluncuran Satelit Palapa Pertama Tahun 1976”, https://tirto.id/dhBj
Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat.
SUMBER;ALADOKTER.COM/SARS
SARS pertama kali ditemukan di Guangdong, China, pada tahun 2002 dan baru teridentifikasi di awal tahun 2003. Penyakit ini kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai negara.
Menurut laporan yang dirilis WHO pada tahun 2003, ada sebanyak 8.098 orang di seluruh dunia yang terkena SARS dan 774 orang di antaranya meninggal dunia.
SARS merupakan penyakit menular. Penularan SARS terjadi saat seseorang tidak sengaja menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita SARS saat bersin atau batuk.
Penyebab SARS
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal dengan SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan terjadi gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Para ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan luwak. Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang bisa menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara, antara lain:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau bersin
Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar percikan ludah penderita SARS
Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS
Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang terkontaminasi oleh tinja penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
SARS lebih berisiko terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan penderita, misalnya berada di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu rumah dengan penderita SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita SARS.
Gejala SARS
Gejala SARS biasanya muncul 2–10 hari setelah seseorang terinfeksi virus SARS-CoV, tapi bisa juga baru muncul 14 hari setelahnya. Gejala infeksi virus ini bisa bervariasi pada tiap orang, namun secara umum akan muncul gejala berupa:
Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk dengan cepat. Pada sebagian besar kasus, SARS akan berkembang menjadi pneumonia, yaitu peradangan pada kantong udara di dalam paru-paru. Kondisi ini juga rentan menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen di sel dan jaringan tubuh).
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika mengalami gejala di atas, terutama bila Anda baru saja kembali dari wilayah endemik SARS. SARS adalah penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.
Pasien SARS yang sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat di rumah sakit perlu melakukan pemeriksaan suhu tubuh secara mandiri sebanyak dua kali sehari. Jika suhu tubuhnya naik sampai 38°C atau lebih, pasien harus segera kembali ke rumah sakit untuk diperiksa.
Diagnosis SARS
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat bepergian ke wilayah endemik SARS, dan riwayat kesehatannya.
Untuk mengetahui kondisi pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan tanda vital (suhu, frekuensi pernapasan, tekanan darah, dan denyut nadi) serta pemeriksaan thorax atau dada.
Selanjutnya, untuk memastikan apakah pasien terinfeksi SARS atau tidak, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut ini:
1. Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diteliti di laboratorium. Tes darah bertujuan mengetahui jumlah sel-sel darah secara umum, mengukur kadar elektrolit, dan mengukur kadar oksigen dan karbondioksida di dalam darah (analisa gas darah).
Tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi sebagai respons tubuh terhadap masuknya virus penyebab SARS.
2. Pemindaian
Dokter akan melakukan Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru pasien. Melalui Rontgen dada, dokter dapat mendeteksi tanda pneumonia atau paru-paru mengempis (kolaps). Dokter juga bisa melakukan CT scan untuk mendeteksi gangguan pada paru-paru.
3. Kultur dahak
Kultur dahak dilakukan dengan mengambil sampel dahak atau lendir dari hidung atau tenggorokan pasien. Di laboratorium, pengujian akan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus penyebab SARS pada sampel tersebut.
4. Tes RT-PCR
Reverse polymerase chain reaction (RT-PCR) dilakukan untuk mendeteksi RNA virus SARS pada sampel darah, dahak, urine, atau feses/tinja pasien. Tes ini dilakukan dua kali untuk memastikan pasien terinfeksi SARS.
Pengobatan SARS
Pengobatan SARS bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penularan SARS ke orang lain. Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin SARS masih terus dilakukan.
Penderita SARS harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi dari pasien lain. Selama dirawat di rumah sakit, pasien akan diberikan obat-obatan berupa:
Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat batuk, dan obat untuk meredakan sesak napas
Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti lopinavir, ritonavir, atau remdesivir
Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat penderita SARS mengalami pneumonia
Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di paru-paru
Selain diberikan obat-obatan, pasien juga akan diberikan oksigen tambahan melalui kanula (selang) hidung, masker oksigen, atau tabung endotrakeal (ETT).
Komplikasi SARS
SARS merupakan penyakit serius yang harus cepat ditangani. Bila terlambat ditangani, SARS dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu:
Jangan bepergian ke daerah endemik SARS. Jika terpaksa bepergian ke daerah tersebut, jaga kesehatan, hindari pusat keramaian, gunakan masker, dan ikuti protokol atau aturan yang diberlakukan di negara tersebut.
Terapkan hand hygiene. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jika tidak ada, gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol sebanyak 60–95%.
Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.
Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut untuk mencegah penyebaran SARS ke orang lain:
Segera ke IGD rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan.
Hindari kontak jarak dekat dengan orang lain. Beri tahu keluarga atau teman untuk tidak menjenguk dulu sampai 10 hari setelah gejala hilang.
Kenakan masker dan sarung tangan, terutama bila ada orang lain di sekitar, untuk menurunkan risiko penularan ke orang lain.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah. Bila tidak ada tisu, tutup mulut dan hidung dengan lipat siku, lalu segera cuci lipat siku dan lengan dengan air dan sabun.
Jangan berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain, serta cuci pakaian terpisah dari pakaian orang lain.
Rutin cuci tangan, terutama setelah menutup mulut dengan tangan saat bersin atau batuk dan setelah dari toilet.
Terakhir diperbarui: 10 Maret 2020Ditinjau oleh: dr. Merry Dame Cristy Pane
Halo nama saya Rafi Ikhwansyah, saya lahir di Batam tanggal 13 Januari 2005. Saya memiliki satu saudara kandung yaitu kakak.Aku merupakan satu satunya di keluarga yang lahir di Batam, karena ayah, ibu, dan kakak saya lahir di Jawa timur.Saya sekolah di SMP NEGERI 3 BATAM.
Di sekolah saya mendapatkan berbagai pengalaman baik maupun buruk.Contoh pengalaman buruk saya adalah tidak membuat tugas sehingga saya kena sanksi tidak mengikuti pelajaran selama pelajaran itu berlangsung.Pengalaman terbaik saya mungkin mendapatkan ranking 2 mid semester kelas 8 atau kelas 2 smp, walaupun cuma ranking 2 tapi saya sangat senang karena itu merupakan hasil kerja keras saya.